Dalam lanskap politik internasional yang semakin bergejolak akibat berbagai konflik global, perlunya kerjasama yang erat antar negara menjadi semakin penting. Presiden Prabowo Subianto mengusulkan inovasi baru dalam bentuk penguatan kemitraan antara ASEAN dan Republik Korea (ROK) sebagai upaya menghadapi tantangan dunia. Usulan ini ia sampaikan dengan tegas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-26 ASEAN-Korea di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tanggal 27 Oktober 2025.
Prabowo dan Fokus Diplomasi Multilateral
Prabowo Subianto selama ini dikenal sebagai tokoh yang kerap menyoroti pentingnya peran diplomasi dalam menenangkan tensi dunia internasional. Usulannya mengedepankan kolaborasi antara ASEAN dan ROK sebagai platform untuk memperkuat strategi kolektif menghadapi berbagai isu global. Dalam pidatonya, Prabowo menggarisbawahi pentingnya membangun aliansi strategis di tengah fluktuasi geopolitik yang dapat mengancam kestabilan kawasan.
Memperkuat Posisi ASEAN di Kancah Internasional
ASEAN, sebagai salah satu blok regional yang dinamis, memiliki potensi besar dalam mempengaruhi stabilitas dan keamanan di wilayah Asia Tenggara. Prabowo menyatakan bahwa penguatan hubungan dengan ROK tidak hanya berpotensi meningkatkan pengaruh ASEAN di pentas global, tetapi juga memperkokoh pertahanan terhadap ancaman eksternal. Dengan mengajak ROK yang memiliki perkembangan teknologi yang pesat, ASEAN diharapkan dapat menyelaraskan kebijakan untuk merespon berbagai ancaman secara lebih efektif.
Republik Korea dan Kepemimpinan Regional
Republik Korea selama ini memainkan peran penting dalam diplomasi regional, khususnya di Asia Timur. Oleh karena itu, gagasan Prabowo untuk menggandeng ROK dalam menghadapi tantangan dunia memberikan perspektif baru untuk menciptakan kohesi regional yang lebih kuat. Dengan latar belakang sebagai kekuatan ekonomi dan teknologi, ROK dapat menjadi sekutu yang andal bagi ASEAN dalam memperluas jangkauan diplomasi serta meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bersama.
Kolaborasi dalam Menangani Tantangan Global
Prabowo menekankan bahwa kerjasama ini tidak hanya terbatas pada bidang politik dan keamanan, tetapi juga mencakup ekonomi dan sosial. Gagasan ini sejalan dengan semangat kebersamaan di tengah ancaman global yang kompleks seperti perubahan iklim, terorisme, dan keamanan siber. Perluasan kerjasama ini mencerminkan pragmatisme ASEAN dalam mengadopsi kebijakan luar negeri yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan lingkungan strategis internasional.
Dilema dan Tantangan
Meskipun usulan ini menjanjikan banyak manfaat, tantangan internal dan eksternal masih membayangi. Di satu sisi, sejumlah anggota ASEAN mungkin memiliki prioritas atau alignments politik yang berbeda, sehingga koordinasi bisa menjadi kendala tersendiri. Di sisi lain, dinamika hubungan internasional yang tidak dapat diprediksi dapat mempengaruhi efektivitas implementasi kolaborasi ini. Maka, strategi diplomasi yang cermat dan pengelolaan hubungan yang transparan menjadi prasyarat keberhasilan kemitraan ini.
Kesimpulan: Langkah Maju untuk Stabilitas Regional
Inisiatif Prabowo untuk mempererat kemitraan ASEAN dan ROK merupakan langkah strategis menuju kestabilan regional yang solid dan berkelanjutan. Dalam atmosfir geopolitik yang sering kali tidak stabil, kemitraan yang kuat diharapkan mampu meredam ketegangan dan meningkatkan resolusi konflik melalui dialog konstruktif. Meski tantangan tetap ada, visi Prabowo menyediakan peta jalan bagi upaya barisan negara-negara untuk bersatu dalam mencari solusi kolektif guna menghadapi tantangan global yang kian kompleks.
